Kamis

Aku Lelah Manjadi Cantik Masuk Final Nominasi KLA 2009


Berikut adalah keputusan akhir dewan juri untuk kategori Penulis Muda Berbakat Khatulistiwa Literary Award ke 9, 2009.

Pada akhirnya dewan juri hanya memilih 8 karya yang memenuhi syarat kategori ini dan mereka yang lolos untuk penilaian berikut adalah (dalam urutan tak teratur):

1. Kartini Nggak Sampai Eropa/Sammaria
2. Aku Lelah Menjadi Cantik/Koko P. Bhairawa
3. 9 Matahari/Adenita
4. Lika Liku Luka/Celinereyssa
5. Etzhara/Rino Styanto
6. Pengantin Subuh/Zelfeni
7.Separuh Bintang/Evline
8.Fortunata/Ria N. Badaria

Sedangkan untuk Kategori Prosa dan Puisi tidak berubah, sebagai berikut:

5 Besar Prosa:

1. Meredam Dendam/Novel/Gerson Poyk
2. Sutasoma/Novel/Cok Sawitri
3. Lembata/Novel/F. Rhardi
4. Lacrimosa/Kumpulan Cerita Pendek/Dinar Rahayu
5. Tanah Tabu/Novel/Anindita S. Thayf

5 Besar Puisi:

1. Dongeng Anjing Api /Sindu Putra
2. Kolam/Sapardi Djoko Damono
3. Partitur, Sketsa, Potret dan Prosa/Wendoko
4. Puan Kecubung/Jimmy Maruli Alfian
5. Perahu Berlayar Sampai Bintang/Cecep Syamsul Hari

Kepada semua finalis, harap hadir pada malam Anugerah Sastra Khatulistiwa ke 9, bertempat di Plaza Senayan, Jl. Asia Afrika, Jakarta.

Sumber : Blog Khatulistiwa Literary Award, 2009

Rabu

Lomba Puisi dan Penyair sempena Pesta Penyair Indonesia

The 3rd Medan International Poetry Gathering

I. Tanggal Pelaksanaan

Jum’at-Minggu, 20 – 22 Nopember 2009 Taman Budaya Sumatera Utara
Senin, 23 Nopember 2009 to Parapat – Danau Toba

Organised
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
Dewan Kesenian Medan
Laboratorium Sastra Medan


II. Pokok Pikiran

Pesta Penyair Indonesia 2009 - The 3rd Medan International Poetry Gathering, merupakan kelanjutan dari pelaksanaan sebelumnya tahun 2007 dan 2008 dengan konsep pemikiran yang sama. Yang tampak baru dalam penyelengaraan Pesta Penyair Indonesia - The 3rd Medan International Poetry Gathering tahun 2009 ini adalah dilaksanakannya lomba (baca) puisi karya para penyair Indonesia yang telah mencatatkan dirinya ikut dalam pesta ini.
Puisi dan Penyair dengan latarbelakang daerah serta dinamika sosialnya dalam peradaban kebudayaan, politik, dan ekonomi – selalu ada yang tidak mendapat kesempatan yang sama untuk dihargai dan diapresiasi. Kebanyakan dari mereka harus melakukan gerilya dan pertarungan yang melelahkan untuk hadir dan mencatatkan diri dalam berbagai even baik nasional maupun internasional.
Akan tetapi, dalam rangkaian lomba puisi dan penyair yang dikait dengan penyelenggaraan Pesta Penyair Indonesia - The 3rd Medan International Poetry Gathering, semua penyair mendapatkan hak yang sama. Tidak ada perbedaan usia apalagi karya – siapapun boleh ikut serta dalam pesta ini.
Siapapun memiliki hak mencatatkan diri serta memperkenalkan karya puisinya, Apa yang terbaca dan terindentifikasi atas perkembangan puisi mutakhir hari ini, hakikatnya adalah memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penyair mengekspresikan ragam gaya dan bentuk kepenyairannya. Karena itu relativitas gaya dari tradisi sastra yang berkembang di masing-masing daerah memiliki ciri khas sendiri menurut geografis, suku, dan adat istiadatnya.
Demikian juga halnya dengan pemakaian lambang dan Simbol-simbol bahasa yang muncul dari setiap karya, baik yang menggunakan metafora, analogi, atau personifikasi dalam imajinasi penyair serta hubungannya dengan pemakaian bahasa lokal yang bersifat kedaerahan. Beberapa pendekatan struktural di samping persoalan bahasa dan problematiknya, puisi Indonesia mutakhir menurut bahasa sastra yang disampaikan penyair bisa jadi merupakan cerminan dari persoalan yang terjadi disekitarnya.
Pesta Penyair Indonesia - The 3rd Medan International Poetry Gathering dimaksudkan untuk mempertemukan seluruh penyair Indonesia yang berada di luar wilayah kedaerahannya tanpa memandang usia, suku, agama, dan golongan. Hal ini merupakan perwujudan dari upaya membentuk ruang komunikasi bersama serta memperarat hubungan silaturahmi sesama penyair dan masyarakatnya.
Menyadari kemungkinan adanya perbedaan tradisi sastra yang berkembang. Berbagai konsep dan proses kreatif penciptaan puisi pada gilirannya memungkinkan dilakukan pemetaan untuk menganalisis setiap perkembangan yang terjadi dalam satu dasawarsa terakhir. Dengan tujuan yang lebih konkrit membaca fenomena tradisi sastra dalam perkembangannya di kelompok pluralisme sosial masyarakat Indonesia mutakhir.
Penyair dan karya puisi bisa jadi memiliki keterkaitan yang kuat dengan tradisi masyarakatnya. Akan tetapi, secara geografis, suku, agama, dan adat istiadat, sejumlah karya lain bisa jadi tidak memiliki batas keterkaitan dan keterikatan pada bentuk dan gaya penulisan. Karena itu, lingkungan kehidupan manusia dan benda-benda selalu dijadikan sebagai objek yang tidak hanya bersinggungan dengan dunia realitas, tetapi juga kontribusinya terhadap alam dan makhluk hidup.
Sasaran yang akan dicapai melalui Pesta Penyair Indonesia ini, mempertemukan setiap perbedaan. dengan semangat kedaerahan, membaca dan mengindentifikasi tradisi sastra yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat multietnis. Puisi Indonesia mutakhir dari para penyair yang kreatif dan produktif. Diharapkan akan memberi sumbangsih pemikiran bagi kemajuan dan perkembangan sastra ke depan, menciptakan keserasian dan keseimbangan bagi perkembangan sastra daerah dengan warna lokal sesuai budaya, suku, agama, dan adat istiadat.
Penyair dengan puisinya tetap aktif membangun kepekaan dalam berbagai lintas suku, agama, budaya, dan adat istiadat. Gerakan partisipatif pada relasi-relasi yang dibangun dengan keterkaitannya dalam dinamika sosial, politik, ekonomi, agama, dan kebudayaan yang hidup seiring dengan makin berkembang negara dan tata kota yang progresif.
III. Peserta dan Ketentuan Karya

· Peserta umum adalah penyair yang berdomisili di dalam wilayah Indonesia
· Peserta khusus adalah Penyair dari luar negeri yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia
· Mengirimkan karya puisi terbaru, belum pernah dipublikasikan atau diterbitkan dalam bentuk buku atau sejenisnya, maksimal 5 judul puisi
· Tema puisi bebas.
· Ditulis dalam bahasa Indonesia dan jika menggunakan bahasa daerah harus disertakan terjemahannya.
· Panjang puisi minimal 500 karakter maksimal 2000 karakter dan tidak mempertentangkan SARA
· Puisi tidak sedang diikutkan dalam lomba atau dalam kegiatan lainnya
· Sangat diharapkan membuat pernyataan secara tertulis tentang karya merupakan asli ciptaan sendiri, bukan saduran/ terjemahan dan bersedia untuk dibacakan
· Puisi akan diterbitkan dalam bentuk buku dan diberikan kepada setiap penyair 2 exemplar tanpa honorarium atau royalti.
· Batas akhir registrasi pendaftaran peserta dan pengiriman puisi tanggal 1 Oktober 31 Oktober 2007..
· Pengiriman puisi dan pendaftaran peserta melalui email : bangafrion@yahoo. com (koordinator panpel wilayah Medan - Sumatera dan atau jack_efendi@ yahoo.com (wilayah Jakarta, Jawa dan sekitarnya)
· Contact person: Afrion 081263423144, Antilan Purba 08126579407 (Medan) Jack Effendi Santoso 08569024880, Sarah 085715369270 (Jakarta)
`
IV. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Taman Budaya Sumatera Utara – Medan

Jum’at, 20 Nopember 2009 09.00 – 18.00 Registrasi peserta luar propinsi Sumatera Utara
dan Luar Negari

10.00 – 12.00 Lomba Puisi Penyair

12.00 – 14.00 Coffe Break/ISHOMA
14.00 – 18.00 lanjutan Lomba Puisi Penyair
18.00 – 19.30 ISHOMA
19.30 – 22.00 Panggung Kreatif /Gelar Puisi Penyair
22.00 – Acara bebas mandiri

Sabtu, 21 Nopember 2009 07.00 – 08.00 Serapan pagi
08.00 – 12.00 Pembukaan Pesta Penyair Indonesia
12.00 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 18.00 Diskusi/Dialog Sastra
18.00 – 19.30 ISHOMA
19.30 – 22.00 Panggung Kreatif/Gelar Puisi Penyair
22.00 – Acara bebas mandiri

Minggu, 22 Nopember 2009 07.00 – 08.00 Serapan pagi
08.00 – 12.00 Diskusi/Dialog Sastra
12.00 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 18.00 Diskusi/Dialog Sastra
18.00 – 19.30 ISHOMA
19.30 – 22.00 Panggung Kreatif/Gelar Drama
22.00 – Acara bebas mandiri ke Danau Toba


V. Terima Kasih

Terima kasih atas perhatian dan partisipasi semua pihak atas terselenggaranya Pesta Penyair Indonesia 2009 Sempena The 3rd Medan International Poetry Gathering

Medan, 3 Oktober 2009


Afrion
Ketua Pelaksana